Rabu, 03 Maret 2010

AKUNTANSI SUMBER DANA

GIRO
DEFINISI
Simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan

TRANSAKSI GIRO
Dapat dilakukan dari peristiwa setoran nasabah baik tunai maupun kliring, setoran dari transfer, pemindahbukuan karena kliring atau transfer, penarikan tunai atau kliring penambahan karena jasa giro dan bunga dsb.

TRANSAKSI PEMBUKAAN REKENING GIRO DAN PENYETORAN

SETORAN TUNAI
Ny. Diony calon nasabah Bank DKI ingin membuka rekening giro pada Cabang Jakarta dengan melakukan setoran tunai sebagai setoran awal rekening gironya sebesar Rp 100.000.000,00 dan biaya administrasi untuk buku cek sebesar Rp 50.000,00

D: Kas Rp. 100.050.000,00
K:Giro Ny. Diony Rp. 100.000.000,00
K:Persediaan buku cek Rp. 50.000,00

SETORAN KLIRING
Ny. Diony menyerahkan cek giro Bank BNI sebesar Rp 10.000.000,00 untuk disetorkan pada rekening gironya di Bank DKI.

D: Bank Indonesia -giro Rp 10.000.000,00
K: Warkat Kliring Rp 10.000.000,00

Pada waktu kliring berhasil

D: Warkat Kliring Rp. 10.000.000,00
K: Giro Ny. Diony Rp. 10.000.000,00

PENYETORAN MELALUI TRANSFER
Ny. Diony menerima transfer dari Ibu Endang nasabah Bank BCA sebesar Rp 5.000.000,00

D: Giro BCA Rp 5.000.000,00
K: Giro Ny. Diony Rp 5.000.000,00
PENARIKAN GIRO

PENARIKAN TUNAI
Ny. Diony menarik selembar cek untuk dibayarkan secara tunai oleh Bank DKI sebesar Rp 15.000.000,00

D : Giro Ny. Diony Rp. 15.000.000,00
K : Kas Rp. 15.000.000,00

PENARIKAN KLIRING
Ny. Diony menerbitkan cek sebesar Rp 4.000.000,00 diberikan kepada temannya Nn. Early seorang nasabah Bank Permata

D : Giro Ny. Diony Rp 4.000.000,00
K : Bank Indonesia - giro Rp 4.000.000,00

PENARIKAN DENGAN AMANAT
Ny. Diony memerintahkan Bank DKI untuk mendebet rekening gironya sebesar Rp 2.000.000,00 untuk dipindahbukukan ke dalam rekening Ny. Ira pada Bank DKI Cabang Depok.

D : Giro Ny. Diony Rp 2.000.000,00
K : RAK * Cabang Jakarta Rp 2.000.000,00
*) Rekening Antar Kantor

JASA GIRO

DASAR PERHITUNGAN JASA GIRO
Saldo Terendah
Saldo Rata-rata
Saldo Harian
Saldo Mengambang

PENDAPATAN JASA GIRO
Ny. Diony dalam Bulan September 2006 memperoleh jasa giro sebesar Rp 500.000,00

D : Jasa Giro Rp 500.000,00
K : Giro Ny. Diony Rp 500.000,00

2. TABUNGAN

DEFINISI
Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki.

PEMBUKAAN DAN PENYETORAN TABUNGAN

SETORAN TUNAI

Ny. Endang pada tanggal 1 September 2006 hendak membuka tabungan di Bank DKI Cabang Jakarta. Setoran pertamanya Rp 500.000 tunai

D : Kas Rp 500.000,00
K : Tabungan Ny. Endang Rp 500.000,00

Pada tanggal 4 September 2006, Ny. Endang kembali menyetor untuk rekening tabungannya dengan menyerahkan selembar cek Rp 4.500.000,00 dari Ny. Ira nasabah Bank DKI Jakarta. Pada hari yang sama ia juga mendapat transfer dari rekannya melalui Bank DKI Cabang Kalimalang sebesar Rp 7.000.000

D : Giro Ny. Ira Rp 4.500.000,00
D : RAK Cabang Kalimalang Rp 7.000.000,00
K : Tabungan Ny. Endang Rp 11.500.000,00

PENYETORAN ANTAR CABANG

Ny Endang melakukan setoran dari Bank DKI Cabang Salemba sebesar Rp. 500.000

D : RAK Cab. Salemba Rp 500.000,00
K : Tabungan Ny. Endang Rp 500.000,00

PENARIKAN TUNAI

Ny. Endang menarik dana tabungannya secara tunai di Bank DKI Jakarta sebesar Rp 200.000,00

D : Tabungan Ny. Endang Rp 200.000,00
K : Kas Rp 200.000,00
PENARIKAN MELALUI ATM
Ny. Endang menarik dananya melalui ATM sebesar Rp. 100.000,-

D : Tabungan Ny. Endang Rp. 100.000,00
K : Kas ATM Rp. 100.000,00

PENARIKAN ANTAR CABANG – Reciprocal Account

Ny. Endang menarik rekening tabunggannya di Bank DKI Cabang Kelapa Dua sebesar Rp 1.500.000,00 tunai.

Pencatatan pada Cabang Kelapa Dua :
D : RAK Cabang Jakarta Rp 1.500.000,00
K : Kas Rp 1.500.000,00

Pencatatan pada Cabang Jakarta (penerbit)
D : Tabungan Ny. Endang Rp 1.500.000,00
K : RAK Cabang Kelapa Dua Rp 1.500.000,00

PERHITUNGAN BUNGA

Ny. Endang pada Bulan September 2006 mendapatkan bunga tabungan sebesar Rp 100.000,00

D : Biaya bunga tabungan Rp 100.000,00
K : Tabungan Ny. Endang Rp 100.000,00


PENUTUPAN REKENING
Penutupan rekening nasabah harus dilakukan pada cabang penerbit.

Ny. Endang pada Bulan Oktober 2006 mengambil seluruh dananya sebesar Rp 10.800.000,00 dan sekaligus menutup rekening tabungannya

D : Tabungan Ny. Endang Rp 10.800.000,00
K : Kas Rp 10.800.000,00

2.1. TABUNGAN KARTU SMART

DEFINISI
Tabungan yang mempunyai kartu dimana pada kartu tabungan tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data transaksi nasabah.

MANFAAT
Alat pembayaran di toko-toko (Point of Sale)
Alat untuk memperoleh diskon
Pengganti uang tunai


PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA ON-LINE

PEMBUKAAN DAN PENYETORAN
Nn. Early membuka rekening Tabungan Kartu Smart secara tunai dengan setoran awal Rp 1.000.000,00 dan beban kartu sebesar Rp 15.000,00

D : Kas Rp 1.015.000,00
K : Tabungan Nn. Early Rp 1.000.000,00
K : Persediaan Kartu Tabungan Rp 15.000,00

Pada saat kartu diberikan ke nasabah, chips sudah mencatat nilai sebesar Rp 1.000.000,00

PENGGUNAAN KARTU SMART PADA MERCHANT

Nn. Early berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang menerima Kartu Smart dari bank bersangkutan sebesar Rp 300.000,00

D : Tabungan Nn. Early Rp 300.000,00
K : Giro Merchant Rp 300.000,00


PENGOPERASIAN TABUNGAN SMART SECARA OFF-LINE

PEMBUKAAN DAN PENYETORAN
Nn. Early membuka rekening Tabungan Kartu Smart secara tunai dengan setoran awal Rp 1.000.000,00 dan beban kartu sebesar Rp 15.000,00
D : Kas Rp 1.015.000,00
K : Tabungan Nn. Early Rp 1.000.000,00
K : Persediaan Kartu Tabungan Rp 15.000,00
Pada saat kartu diberikan ke nasabah, chips belum mencatat nilai sebesar Rp 1.000.000,00, untuk itu harus dilakukan proses download terlebih dahulu.

TRANSAKSI DOWNLOAD KEDALAM CHIPS
Nn. Early melakukan proses download kedalam chips sebesar Rp 400.000,00

D : Tabungan Nn. Early Rp 400.000,00
K : Tabungan Kartu Chips Rp 400.000,00

Rekening Tabungan dalam pembukuan bank tetap berjumlah Rp 1.000.000,00 terpecah pada rekening semula Rp 600.000,00 dan pada kartu chips Rp 400.000,00

PENGGUNAAN KARTU SMART PADA MERCHANT
Nn. Early berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan yang menerima Kartu Smart dari bank bersangkutan sebesar Rp 300.000,00

D : Tabungan Kartu Chips Rp 300.000,00
K : Giro Merchant Rp 300.000,00

Rekening Tabungan dalam pembukuan bank kini berjumlah Rp 700.000,00 terpecah pada rekening semula Rp 600.000,00 dan pada kartu chips Rp 100.000,00

PENARIKAN TUNAI MELALUI ATM

TARIK TUNAI DENGAN CHIPS
Nn. Early menarik uang tunai melalui ATM dari Chips sebesar Rp 50.000,00

D : Tabungan Kartu Chips Rp 50.000,00
K : Kas Rp 50.000,00

TARIK TUNAI DENGAN MAGNETIC STRIPE (MS)
Nn. Early menarik uang tunai melalui ATM dengan MS sebesar Rp 50.000,00

D : Tabungan Nn. Early Rp 50.000,00
K : Kas Rp 50.000,00



3. DEPOSITO

DEFINISI
Simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berakhir.

TRANSAKSI DEPOSITO
Ny. Ira melakukan setoran tunai untuk pembukaan rekening Deposito berjangka 6 bulan sebesar Rp 20.000.000,-

D : Kas Rp. 20.000.000,00
K : Deposito 6 bulan Ny Ira Rp. 20.000.000,00

PERHITUNGAN BUNGA DEPOSITO
Bank akan memberikan bunga 12% pa dengan perhitungan ( 20.000.000 x 12% ) / 12 bulan maka bunga yang akan diterima adalah Rp 200.000 per bulan

D : Biaya Bunga Depo Rp. 200.000,00
K : Bunga YMH dibayar Depo Rp. 200.000,00

Pada saat bunga di ambil tunai

D : Bunga YMH dibayar Depo Rp. 200.000,00
K : Kas Rp. 200.000,00

Atau…

Pada saat bunga dipindahkan ke rekening tabungan
D : Bunga YMH dibayar Depo Rp. 200.000,00
K : Tabungan Ny Ira Rp. 200.000,00

PENCAIRAN DEPOSITO YANG BELUM JATUH WAKTU

Ny. Diony mempunyai deposito Rp 50.000.000,- bunga 19 % pa untuk jangka 1 tahun, ternyata hendak dicairkan setelah jatuh tempo bulan ke 3, maka Ny. Diony akan di kenakan penalty Rp. 625.000,-

D : Deposito Ny. Diony Rp. 50.000.000,00
K : Pendapatan op lain-lain Rp. 625.000,00
K : Kas Rp. 49.375.000,00

4. TRAVELLER’S CHEQUES

DEFINISI
Warkat berharga atas nama yang diterbitkan oleh suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan hanya oleh orang yang memiliki dan namanya tercantum diatas TC tersebut. TC merupakan sumber dana yang paling murah atau tidak berbunga.

PENERBITAN TC
Nn. Early nasabah Bank Muamalat Jakarta hendak membeli Traveller’s cheques atas beban rekening gironya, sebanyak 20 lembar @ Rp 100.000,00

D : Giro Nn. Early Rp. 2.000.000,00
K : TC – Rupiah Rp. 2.000.000,00

PENCAIRAN TC
Nn. Early mencairkan TC pada Bank Muamalat Cabang Padang sebanyak 3 lembar secara tunai

Pada Cab. Padang
D : RAK- Jakarta Rp 300.000,00
K : Kas Rp 300.000,00

Pada Cab. Jakarta
D : TC – Rupiah Rp 300.000,00
K : RAK – Padang Rp 300.000,00

PENJUALAN TC OLEH AGEN
Penjualan kepada agen, Bank akan memberikan potongan yang akan dibebankan kepada Biaya Komisi.

D : Kas Rp. 3.000.000,00
K : Biaya komisi Rp. 60.000,00
K : TC – Rupiah Rp. 2.940.000,00
5. REKENING TITIPAN – PAYMENT POINT

DEFINISI
Pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk keuntungan pihak tertentu seperti, rekening listrik PLN, rekening telepon dari Telkom, uang sekolah suatu Universitas, pajak televisi dsb.

Bank Bukopin Senen menerima sebundel rekening tagihan listrik PLN bernilai Rp 30.000.000,00 untuk tagihan pelanggan periode September 20XX

K : Rek. Adm Rupiah
Warkat Rek. PLN yang Diterima………..Rp 30.000.000,00

Pada akhir hari jumlah pembayaran pelanggan PLN yang diterima mencapai jumlah sebesar Rp 5.000.000,00 diterima secara tunai

D : Rek. Adm Rupiah
Warkat Rek. PLN yang Diterima………..Rp 5.000.000,00

D : Kas Rp 5.000.000,00
K : Giro – Rekening PLN Rp 5.000.000,00




6. DANA SETORAN NAIK HAJI

Nn. Early menyetorkan dana ongkos haji sebesar Rp 15.000.000,00 tunai di Bank Muamalat. Setoran tersebut ditujukan untuk keuntungan rekening giro C.V Padang Arafah sebagai pengelola haji

D : Kas Rp 15.000.000,00
K : Dana Setoran Naik Haji Rp 15.000.000,00

D : Dana Setoran Naik Haji Rp 15.000.000,00
K : Giro CV Arafat Rp 15.000.000,00

Ny. Endang membuka rekening tabungan haji di Bank BNI Syariah sebesar Rp 500.000,00

D : Kas Rp 500.000,00
K : Tabungan Naik Haji Ny. Endang Rp 500.000,00

Ny. Endang yang telah memiliki tabungan naik haji sebesar Rp 30.000.000,00 datang hendak mencairkan dan menyetor dana tersebut kepada C.V Padang Masyar, pengelola perjalanan haji

D : Tabungan Naik Haji Ny. Endang Rp 30.000.000,00
K : Giro C.V Padang Masyar Rp 30.000.000,00

Akuntansi : SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN

Akuntansi untuk Penerbitan SBPU dapat dibedakan antara penerbitan, penjualan dan pelunasan SBPU. Rekening SBPU yang diterbitkan merupakan rekning hutang atau dana bank yang selalu bersaldo kredit sepanjang surat berharga masih outstanding.

Penerbitan

Seorang nasabah Bank Omega membuat surat pngakuan hutangatas pinjaman yang telah diterima sebesar Rp 80 juta beserta bunga Rp 20 jutaatau secara keseluruhan sebesar Rp 100 juta dengan suku bunga 14% setahun jangka waktu 6 bulan, kemudian pada hari yang sama dijual oleh Bank Omega ke BI dan dibebankan diskonto 13.5% setahun.

Oleh Bank Omega transaksi ini akan dicatat

D : Surat berharga Rp 100.000.000
K : Debitur Rp 80.000.000
K : Pendapatan Bunga Debitur yang diterima dimuka Rp 20.000.000

SBPU dijual ke BI diskonto 13.5%/tahun: (Penjualan)

D : BI – Giro Rp 93.250.000
D : Diskonto SBPU yan belum diamortisasi Rp 6.750.000
K : Surat berharga – SBPU Rp 100.000.000

Diskonto SBPU tersebut akan dialokasikan setiap bulannya kedalam rekening biaya dengan jurnal sbb:

D: Biaya diskonto SBPU Rp 1.250.000
K: Diskonto SBPU Yang belum diamortisasi Rp 1.250.000

Pelunasan

Pada saat jatuh tempo setelah amortisasi diskonto bulan terakhir dan SBPU dilunasi oleh Bank Omega dan oleh nasabah yang menerbitkan surat pengakuan hutang tersebut , oleh Bank Omega dicatat sbb:

D : Surat berharga –SBPU Rp 100.000.000
D : Kas/Giro Nasabah Rp 100.000.000
K : Surat berharga Rp 100.000.000
K : BI-Giro Rp 100.000.000
8. PINJAMAN YANG DITERIMA (YDT)

PINJAMAN DARI BANK LAIN
Bank Gunadarma memutuskan untuk meminjam dana dari Bank DKI sebesar Rp. 3 milyar dengan jangka waktu 5 tahun. Suku bunga yang dikenakan oleh Bank DKI adalah 15% pa dan dana yang diterima oleh Bank Gunadarma akan di simpan dalam bentuk Giro pada Bank DKI .

D : Bank Lain – Giro Rp. 3.000.000.000.00
K : Pinj YDT – Bank Rp. 3.000.000.000,00

Pembayaran bunga pinjaman akan dikurangi langsung dari Giro Bank Gunadarma di Bank DKI senilai bunga yang harus dibayar oleh pihak Bank Gunadarma

D : Biaya bunga (Pinj-bank) Rp. 45.000.000,00
K : Bank Lain – Giro (Aktiva) Rp. 45.000.000,00

TWO STEP LOAN
Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan melalui pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana.

Bank Gunadarma mendapat pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp 12 Milyar

D : Bank Indonesia – Giro Rp 12.000.000.000,00
K : Pinjaman yang Diterima – TSL Rp 12.000.000.000,00

TRANSAKSI OBLIGASI
Bank Gunadarma menerbitkan 100 lembar obligasi dengan @ Rp. 1.000.000,- suku bunga 12%pa.

D : Kas Rp. 100.000.000,00
K : Hutang obligasi Rp. 100.000.000,00

Setiap tanggal jatuh bunga tiap bulan, Bank Gunadarma harus menyisihkan bunga sebesar 1% atau 1 juta dan ditempatkan pada rekening titipan sampai pemegang obligasi menjual kembali kepada bank.

D : Biaya Bunga Obligasi Rp. 1.000.000,00
K : Hutang bunga obligasi Rp. 1.000.000,00

Bila Tn Dennis pemegang obligasi, yang juga nasabah Bank Gunadarma Pusat hendak mencairkan 10 lembar obligasinya setelah melewati tanggal jatuh bunga maka jurnalnya adalah .

D : Hutang Bunga Obligasi Rp. 1.000.000,00
D : Hutang Obligasi Rp. 10.000.000,00
K : Giro – Tn Dennis Rp. 11.000.000,00


PINJAMAN UNTUK PEMBIAYAAN BERSAMA
Bank Gunadarma ingin membiayai sebuah proyek sebesar Rp 300 M, untuk memenuhi kebutuhan dana ini telah bersedia dua bank lain yaitu Bank BNI dan Bank BCA dengan masing-masing sumbangan modal Rp 100 M.

D : Bank BCA – Giro Rp 100.000.000.000,00
D : Bank BNI – Giro Rp 100.000.000.000,00
K : Pinjaman yg Diterima – Pembiayaan Bersama Rp 200.000.000.000,00

9. KEWAJIBAN LAIN-LAIN

PENDAPATAN YANG DITERIMA DIMUKA

Contoh : pendapatan sewa jangka panjang yang diterima dimuka, uang kontrak pemberian jangka panjang, dll

Bank Gunadarma menempatkan dananya pada Bank Permata dalam bentuk sertifikat berjangka yang bunganya diterima dimuka sebesar Rp 200 juta, suku bunga 14,4% pa dengan jangka waktu 6 bulan.

D : Bank Permata – Sertifikat Berjangka Rp 200.000.000,00
K : Bunga Sertifikat Berjangka yang Diterima Dimuka Rp 14.400.000,00
K : Bank Indonesia Rp 185.600.000,00

Setiap bulannya Bank Gunadarma mencatat alokasi pendapatan bunga yang diterima dimuka tersebut.

D : Bunga Sertifikat Berjangka YDD Rp 2.400.000,00
K : Pendapatan Bunga Sertifikat Berjangka Rp 2.400.000,00

SELISIH HUTANG PAJAK
Bank Gunadarma membebankan hutang pajak terlalu besar Rp 8 jt

D : Hutang Pajak Penghasilan Rp 8.000.000,00
K : Biaya Pajak Penghasilan Rp 8.000.000,00


BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Adalah pos-pos kewajiban lainnya yang tidak dapat dikelompokkan kedalam sumber dana biaya yang masih harus dibayar, contoh : biaya bunga simpanan berjangka yang dihitung setiap tanggal jatuh waktu.
10. PINJAMAN SUBORDINASI

DEFINISI
Pinjaman yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian antara bank dengan pihak lain yang hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi persyaratan tertentu.

Bank Gunadarma menerima pinj. subordinasi sebesar Rp 500 juta
D : Bank Indonesia – Giro Rp 500.000.000,00
K : Pinjaman Subordinasi Rp 500.000.000,00

Bunga 12% pa, perhitungan Bunga Tahun Pertama :
D : Biaya Bunga Pinj. Subordinasi Rp 60.000.000,00
K : Bunga yang Masih Harus Dibayar Rp 60.000.000,00

Pinjaman Subordinasi dilunasi Rp 200.000.000,00
D : Pinjaman Subordinasi Rp 200.000.000,00
K : Bank Lain – Giro Rp 200.000.000,00


11. MODAL PINJAMAN

DEFINISI
Pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen yang disebut capital notes, loan stock atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu, dan mempunyai sifat modal sendiri


CIRI-CIRI MODAL PINJAMAN
Tidak dijamin oleh bank penerbit (issuer) dan sifatnya dipersamakan dengan modal (subordinated) serta telah dibayar penuh
Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik (pemegang capital notes)
Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti, mesikipun bank belum dilikuidasi
Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mencukupi untuk membayar bunga tersebut



12. MODAL BANK


DEFINISI
Hak pemilik bank kepada bank yang bersangkutan, yang merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank


KOMPONEN MODAL BANK
Terdiri antara lain dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan-dengan tujuan, laba ditahan-tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap, dan modal sumbangan (modal donasi)

AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

Penanaman dana bank meliputi penanaman dana dalam alat likuid atau kas, penanaman dana pada lembaga keuangan, penanaman dana dalam bentuk perkreditan dan penanaman dana dalam akativa tetap.

Tujuan dan apenanaman dana adalah untuk memperoleh (menciptakan) pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan.

Jenis penanaman dana antara lain: remise atau pengiriman uang antar cabang dalam bentuk suatu bank, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka , call money, deposito deposits on call, surat berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.


Penanaman Dana Alat Likuid atau Kas (KAS DAN BANK)


Dalam penanaman dana kas untuk tujuan operasional harus diperhatikan dasar kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Sedangkan penenaman dana kas ke bank lain harus memperhatikan syarat minimum yang harus dipelihara oleh bank (5% dari dana masyarakat yang dimiliki oleh bank), sehingga terjada likuiditasnya.

Tujuan penanaman uang kas
Untuk kegiatan operasional
Untuk memelihara likuiditas
Untuk menghindari terjadinya over/underliquid
Untuk memanfaatkan kelebihan dana
Pendapatan


1.1 REMISE

Adalah : pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lain.

Akuntansi remise:
a. Saat pengiriman uang pisik ke cabang
D: RAK- Cabang
K: Kas

b. Saat menerima uang pisik dari cabang
D: Kas
K: RAK- Cabang

1.2. Penanaman Alat Likuit dalam Rekening Bank Lain

Akuntansi penanaman pada bank lain:
1. Saat penanaman
D: Bank lain-deposito
D: Bank lain- Call money
K: BI- Giro
Kasus: Bank Mega Jakarta membeli deposito berjangka Bank ABC sebesar Rp 200.000.000 suku bunga 24% setahun, jangka waktu 3 bulan. Selain itu Bank Mega menempatkan sebagian dananya pada bank XYZ Jakarta untuk call money sebesar Rp 400.000.000 dengan suku bunga 30% setahun, dana dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank Mega juga juga menempatkan uangnya pada bank RST Jakarta dalam bentuk deposits on call sebesar Rp 450.000.000 suku bunga 26% setahun jangka waktu 2 bulan. Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut di atas dilakukan atas beban rekening giro bank Mega- Jakarta pada Bank Indonesia.

D: Bank lain – deposito berjangka Rekening Bank ABC- Jakarta Rp 200.000.000
D: Bank lain - Call money-Rekening Bank XYZ Rp 400.000.000
D: Bbank Lain – Deposits on Call-rekening Bank RST – Jakarta Rp 450.000.000
K: Bank Indonesia – Giro Rp 1.050.000.000

2. Saat penerimaan bunga:
D: Bank lain-deposito
K: pendapatan bunga-deposito

D: Bank lain-giro- Rekening Bank ABC Rp 4.000.000
D: Bank lain-giro- Rekening Bank XYZ Rp 10.000.000
D: Bank lain-giro- Rekening Bank RST Rp 9.750.000
K: pendapatan bunga-penempatan –deposito berjangka Rp 4.000.000
K: pendapatan bunga-penempatan –Call money Rp 10.000.000
K: pendapatan bunga-penempatan –Deposits on Call Rp 9.750.000






SURAT BERHARGA
Penanaman uang dalam bentuk surat berharga bersifat sementara dan untuk dijual kembali saat diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut

Kreteria :
Mempunyai pasar yang dapat diperjual belikan segera
Untuk dijual segera bila ada kebutuhan dana
Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain

Jenis Jenis Surat Berharga
Saham
Wesel
Obligasi
Sekuritas kredit
Surat berharga lain yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal

Akuntansi Surat berharga :
Pembelian

Kasus: Pada tanggal 31 Juli Bank Mega membeli selembar obligasi PT Jasa marga yang berjangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta pada kurs sebesar 98% dan suku bunga sebesar 15% setahun dibayarkan setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember.

D: Surat Berharga – Obligasi Rp 10.000.000
D: Pendapatan Bunga Obligasi Rp 250.000
K: Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan Rp 200.000
K:Kas Rp 10.050.000

Pembayaran bunga tanggal 1 Desember

D:Kas Rp 750.000
K:Pendapatan Bunga Obligasi Rp 750.000

Pada tanggal 31 Desember obligasi harus disajikan di neraca dan diamortisasi dari pendapatan yang ditangguhkan.

D: Pendapatan Premi Obligasi yang ditangguhkan Rp 10.000
K: Pendapatan Premi Obligasi Rp 10.000

Penjualan

Surat berharga yang hendak dijual memiliki harga pokok yang dapat dihitung dengan metode FIFO atau metode rata (terutama apabila terdapat lebih dari satu macam surat berharga obligasi atau portfolio.

Kasus : Obligasi Jasa Marga tersebut dijual setelah 8 bulamn dimiliki atau pada tanggal 1 Maret dengan harga 101,

Pencataan untuk pengalokasian terakhir premi obligasi dengan ayat jurnal :

D: Pendapatan Premi yang ditangguhkan Rp 3.333
K: Pendapatan premi obligasi Rp 3.333

Pencatatan penjualan obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

D: Kas Rp 10.475.000
D: Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan Rp 186.667
K: Pendapatan premi obligasi Rp 186.667
K: Surat berharga Obligasi Rp 10.000.000
K: Pendapatan Bunga Obligasi Rp 375.000
K: Keuntungan dari Penjualan surat berharga Rp 100.000


Penilaian

Penilaian Surat Berharga Pasar Uang

Kasus: Bank Omega membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan nominal Rp 500 juta dengan suku bunga 12% setahun. Bunga SBI diterima di muka dan jangka waktu selama 2 bulan. Pembayaran dilakukan atas beban rekening giro pada Bank Indonesia.

Saat pembelian :
D: Surat berharga – SBI Rp 500.000.000
K: Pedapatan bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 10.000.000
K: BI- Giro Rp 490.000.000

Pada akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan pengalokasian pendapatan bunga SBI sbb:

D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 5.000.000
K: Pendapatan Bunga SBI Rp 5.000.000
Penyajian SBI dalam Neraca setelah akhir bulan pertama:
D: BI-Giro Rp 500.000.000
D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 5.000.000
K: Surat berharga –SBI Rp 500.000.000
K: Pendapatan bunga SBI Rp 5.000.000

Penilaian Terhadap surat berharga yang dimiliki dalam bentuk portfolio harus dinilai berdasarkan harga riil:
1. Sebesar harga perolehan (cost)
2. Sebesar harga terendah antara cost dan market (COMWIL).
Apabila terjadi selisih harga diakui sebagai kerugian penurunan nilai SB. dengan mengkredit perkiraan surat berharga yang bersangkutan “Penyisihan untuk penurunan nilai surat berharga”.

Kasus:
Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar harga perolehan Rp 125.000.000dan kemudian setealh dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp 115.000.000, maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sbb:

D: Biaya Kerugian Penurunan Nilai surat berharga Rp 10.000.000
K: Penyisihan untuk Penurunan nilai surat berharga Rp 10.000.000

Sehingga nialai surat berharga setelah penurunan nilai adalah sbb:
Surat berharga Rp 125.000.000
Dikurangi: Penyisihan untuk penurunan nilai suara berharga Rp 10.000.0000
Surat berharga, bersih Rp 115.000.000


4. KREDIT YANG DIBERIKAN

Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang menghasilkan pendapatan besar adalah debitur/kredit.

Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu memberikan informasi yang efektif kepada manajemen

Jenis kredit yang diberikan oleh bank
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Profesi, dsb.

Jangka waktu kredit:
Kredit jangka pendek
Kredit jangka panjang


Akuntansi Kredit meliputi:

Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:
Persetujuan dan pemberian pagu kredit
Penarikan cek oleh nasabah/debitur
Pembebanan bunga pada debitur
Pelunasan pokok
Wanprestasi pembayaran
Penilaian debitur pada neraca

a. Persetujuan Dan Pemberian Pagu Kredit

Saat persetujuan kredit dicatat:
K: Rek.Admin rupiah-kredit yg disetujui

Kasus: Bank Omega–Jakarta telah menyetujui pemberian kredit investasi kepada PT Pizzaria sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana expansi usaha dengan suku bunga sebesar Rp 1.500.000, biaya materai dan lainnya Rp 50.000, biaya notariat pada notary Andi sebesar Rp 5.000.000 dibebankan dan dibayar lansung oleh calon nasabah pada bank Omega-Jakarta. Oleh Bank Jakarta komitmen ini dicata:

K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui Rp 250.000.000

Sedangkan untuk perhitungan provisi kredit dicatat:
D: Giro – debitur
K: Pendapatan provisi kredit

D: Giro-Rekening PT Pizaria Rp 6.550.000
K: Pendapatan Provisi Kredit Rp 1.500.000
K: Persediaan Formulir Berharga Rp 50.000
K Giro – Rekening Tn Andi Rp 5.000.000





Saat Penarikan Kredit Oleh Debitur
Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif
D: Debitur
K: BI – Giro

Kasus : PT Pizzaria menarik selembar cek debitur yang telah disetujui sebesar Rp 35.000.000 kepada Pt MNA, kemudian cek disetorkan ke Bank Omega – Jakarta untuk keuntungan PT MNA, nasabah Bank ABC – Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega Jakata dibukukan:


D: Debitur-Rekening PT Pizzaria Rp 35.000.000
K: Bank Indonesia-Giro Rp 35.000.000

Dan dicatat pada rek. Administratif :

D: Rek. Adm.rupiah – kredit yg disetujui Rp 35.000.000


Perhitungan Bunga Kredit
Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit .
Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:
1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur tunggakn bunga
K: Pendapatan bunga debitur

2. Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur

Kasus:
Sampai akhir bulan PT Pizzaria tidak melakukan mutasi lagi. Maka pencatan bunganya sbb (bunga 28%/tahun) :

Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur Tunggakan Bunga- Rekening PT Pizzaria Rp 816.667
K: Pendapatan Bunga Debitur Rp 816.667

Cash basis (saat penerimaan)
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur Rp 816.667




d. Pelunasan bunga
1. Accrual basis
D: BI – Giro
K: Debitur tunggakan bunga
2. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
3. Rekening administratif dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga

Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur- rek.debitur
Koletibilitas meliputi:
Lancar(standar)
Kurang lancar (sub-standar)
Diragukan (doubtful)
Macet (uncollectible)

e. Wanprestasi Nasabah Debitur
Bila terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan dari debitur yang masih aktif
D: Debitur tunggakan pokok
K: Debitur – Rek. debitur

Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :
Lancar :
bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).
kurang lacar :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (diragukan :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)
macet.: diragukan :
nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.

Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil keputusan
Penilaian Debitur Pada Neraca

Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang outstanding
Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan debitur diragukan

D: Biaya debitur ragu
K: Penyisihan debitur diragukan

KasusSaldo debitur Bank Omega –Jakarta sebesar Rp 20.000.000.000 terdiri dari :

Kolektibilitas I Rp 18.000.000.000
Kolektibilitas II Rp 2.000.000.000


Penyisihan debitur ragu-ragu :

Kolektibilitas I = 1% (Rp 18.000.000.000*50%) = Rp 90.000.000
Kolektibilitas II = 5% (Rp 2.000.000.000*50%) = Rp 50.000.000

Besarnya penyisihan debitur:

D: Biaya Debitur ragu Rp 140.000.000
K: Penyisihan Debitur diragukan Rp 140.000.000

Dengan demikian rekening debitur disajikan dineraca :

Debitur (pokok) Rp 20.000.000.000
Penyisihan Debitur Ragu Rp 140.000.000
Bersih Rp 19.860.000.000

AKUNTANSI JASA BANK LAINNYA

PAYMENT POINT
SAFE DEPOSIT BOX ( SDB )
RUPIAH TRAVELLERS CHEQUES ( RTC )

PAYMENT POINT
Adalah salah satu jasa perbankan untuk melayani masyarakat yang akan melakukan pembayaran-pembayaran yang relatif rutin dan nilainya relatif kecil.
Contoh : pembayaran rekening listrik, telepon dan air.
Payment Point disebut juga rekening titipan dan diartikan sebagai rekening bersyarat.
Sifatnya tidak mengikat bank untuk melakukan kewajiban kepada individu atau lembaga tertentu yang memberi amanat.
Contoh soal :
Tanggal 1 Mei 2003 diterima slip atau rekening tagihan dari PLN untuk pelanggannya senilai Rp. 56.000.000
Tanggal 3 Mei 2003 diterima pembayaran dari pelanggan listrik sebesar
Rp. 1.500.000
Jurnal yang dilakukan oleh bank :
1 Mei’03 RAR Warkat Titipan PLN Rp. 56.000.000
RAR Warkat Titipan PLN Rp. 56.000.000
3 Mei’03 Kas Rp. 1.500.000
Rekening titipan PLN Rp. 1.500.000
Pencatatan rekening dimulai saat menerima slip tagihan dari individu atau lembaga yang memberi amanat.
Pencatatan tersebut dikelompokkan ke dalam rekening administratif dalam kelompok kontinjensi kewajiban.
Pada saat selesainya pembayaran yaitu pada tanggal 20 Mei 2003, hasil tagihan dari masyarakat dilimpahkan ke giro PLN


Maka jurnalnya :
20 Mei’03 Rekening Titipan PLN Rp. 1.500.000
Giro – PLN Rp. 1.500.000

SAFE DEPOSIT BOX ( SDB )
Adalah jasa yang diberikan oleh Bank untuk penyimpanan barang-barang
berharga atau benda-benda berharga.
Contoh : Perhiasan, Surat - surat berharga
Keamanan barang-barang berharga tersebut akan terjamin oleh perbankan karena untuk membuka setiap kotak penyimpanan diperlukan dua kunci yaitu : - Kunci 1 dipegang oleh Bank
- Kunci 2 dipegang oleh penitip barang atau pihak penyewa
Untuk membuka kotak penyimpanan tersebut, tidak semua karyawan Bank dapat melakukannya akan tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang telah ditunjuk oleh pihak Bank.
SDB merupakan transaksi jasa perbankan yang memberikan pendapatan bagi Bank dimana besar kecilnya pendapatan tergantung pada lamanya sewa.
Biaya penyimpanan SDB terdiri atas :
a. Biaya sewa
b. Setoran jaminan kunci SDB, ini diperlukan karena untuk mengganti bila kunci kotak penyimpanan tersebut hilang namun bila sampai selesai penyimpanan barang berharga ternyata kunci tidak hilang maka setoran jaminan kunci akan dikembalikan kepada yang berhak ( penitip barang ).
Contoh soal 1 :
1 Juli 2003 Bank Mitra Niaga Semarang menerima permohonan seorang nasabah bernama sheika untuk menyimpan barang dan surat berharga miliknya. Untuk itu, dia menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp. 1.500.000 secara tunai dan membayar sewa diterima dimuka sebesar Rp. 2.400.000 untuk sewa 6 bulan kedepan atas beban Giro Sheika. Masa sewa akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2003.

Jurnal Bank Mitra Niaga Semarang :
1 Juli’03 Kas Rp. 1.500.000
Giro-Sheika Rp. 2.400.000
Setoran jaminan kunci SDB Rp. 1.500.000
Pendapatan sewa SDB diterima dimuka Rp. 2.400.000
31 Juli s/d 30 November’03
Pendapatan sewa SDB diterima dimuka Rp. 400.000
Pendapatan sewa SDB Rp. 400.000
Dan jurnal pada saat jatuh tempo :
31 Des’03 Pendapatan sewa SDB diterima dimuka Rp. 400.000
Pendapatan sewa SDB Rp. 400.000
Setoran jaminan SDB Rp. 1.500.000
Giro-Sheika Rp. 1.500.000
Jurnal tanggal 31 Juli s/d 31 Desember 2003 adalah jurnal amortisasi terhadap pendapatan sewa SDB diterima dimuka.
Khusus tanggal 31 Desember 2003, disamping jurnal amortisasi juga menjurnal pelimpahan setoran jaminan yang telah jatuh tempo dengan mengkredit ke rekening Giro Sheika.
Bila pada akhir periode, ternyata sewa kunci yang dipegang Sheika hilang maka setoran jaminan tidak akan dikembalikan, namun menjadi hak Bank sebagai pengganti kunci yang hilang.
Dan jurnalnya sebagai berikut :
31 Des’03 Setoran jaminan SDB Rp 1.500.000
Inventaris kantor Rp. 1.500.000
Contoh soal 2 :
Apabila seorang penyewa SDB, Tuan Erlan yang telah membayar uang jamina kunci SDB sebesar Rp. 80.000 datang kepada Bank Omega-Jakarta dan menyatakan telah menghilangkan kunci SDB setelah menggunakan jasa SDB selama 6 bulan dengan sewa Rp. 70.000 setahun.
Ia memutuskan untuk tetap memperpanjang SDB selama setahun lagi tetapi menghendaki volume yang lebih besar dengan beban sewa sebesar Rp. 100.000 pertahun dan uang jaminan Rp. 120.000. Oleh Bank Omega-Jakarta diminta untuk menyetorkan kembali uang jaminan SDB dengan jumlah yang sama yang dilakukannya secara tunai.
Bank Omega cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini dengan ayat jurnal sebagai berikut :
Sisa sewa ( RpH. 70.000 : 2 ) Rp. 35.000
Sewa baru setahun yang akan datang Rp. 100.000
Kekurangan sewa yang akan datang Rp. 65.000
Setoran jaminan SDB yang baru Rp. 120.000 +
Diterima tunai Rp. 185.000
Maka jurnalnya :
Kas Rp. 185.000
Setoran jaminan – kunci SDB ( lama ) Rp. 80.000
Setoran jaminan – kunci SDB ( baru ) Rp. 120.000
Inventaris kantor – SDB Rp. 80.000
Sewa SDB yang diterima dimuka Rp. 65.000


C. RUPIAH TRAVELLERS CHEQUES ( RTC )
Adalah surat berharga yang diterbitkan dalam valuta rupiah dengan cirri aman, terpercaya, praktis dan fleksibel serta dijamin oleh Bank penerbit dengan masa berlaku tidak terbatas.
RTC sering disebut juga sebagai cek perjalanan yang dapat dituangkan kapan dan dimana saja.
Umumnya diterbitkan untuk perjalanan jauh dan ingin aman dalam membelanjakannya, serta dapat dicairkan dikantor cabang pelaksana Bank sendiri.
Akuntansi RTC dimulai saat penerbitan atau penjualan RTC dan saat pencairan RTC baik yang dijual melalui cabang pembayar maupun melalui agen.
Penjualan RTC dapat dilakukan secara tunai, beban giro atau dengan menggunakan warkat yang disetujui Bank.


Contoh 1 :
Tanggal 21 April 2003 Dhea nasabah giro Bank Mitra Niaga Semarang membeli RTC seri A sebanyak 8 lembar @ Rp. 1.000.000 atas beban giro Rp. 2.000.000
Tunai Rp. 1.500.000 dan beban giro Agha nasabah Bank Mitra Niaga Semarang Rp. 2.000.000 serta cek Bank BAS Semarang sebesar Rp. 2.500.000
Jurnal di Bank Mitra Niaga Semarang sebagai Bank penerbit :
Kliring 1 RAR. warkat kliring Rp. 2.500.000
Kliring 2 RAR. Warkat kliring Rp. 2.5000.000
Giro – BI Rp. 2.500.000
Giro – Agha Rp. 2.000.000
Kas Rp. 1.500.000
Giro – Dhea Rp. 2.000.000
RTC Rp. 8.000.000
Contoh 2 :
Bila tanggal 31 Mei 2003 Dhea mencairkan RTC sebanyak 2 lembar di Bank Mitra Niaga Denpasar, maka jurnal di cabang penerbit ( Bank Mitra Niaga Semarang ) adalah :
31 Mei’03 RTC Rp. 2.000.000
RAK – cabang Denpasar Rp. 2.000.000
Jurnal dicabang pembayar ( Bank Mitra Niaga Denpasar ) :
31 Mei’03 RAK – cabang Semarang Rp. 2.000.000
Kas Rp. 2.000.000

Contoh 3 :
Tanggal 1 Juni’03 Dhea membelanjakan RTC untuk membayar biaya akomodasi di Hotel Mahendra Denpasar sebanyak 3 lembar. Hotel tersebut adalah nasabah giro Bank Mitra Niaga Denpasar. Untuk itu Bank Mitra Niaga melakukan inkaso dengan biaya Rp. 100.000
Jurnal di cabang penerbit ( Bank Mitra Niaga Semarang ) :
31 Juni’03 RTC Rp. 3.000.000
RAK – cabang Denpasar Rp. 3.000.000


Jurnal di cabang pembayar ( Bank Mitra Niaga Denpasar ) saat inkaso / konfirmasi :
31 Juni’03 RAR.warkat inkaso diserahkan (Cr.) Rp. 3.000.000
Jurnal di Bank Mitra Niaga ( Bank pembayar ) saat inkaso berhasil :
31 Juni’03 RAK. Cabang Semarang Rp. 3.000.000
Giro – Hotel Mahendra Rp. 2.900.000
Komisi inkaso Rp. 100.000

Contoh 4 :
Tanggal 5 Juni 2003 Dhea menggunakan RTC untuk membayar barang-barang antik pada Persada Gallery Denpasar sebanyak 2 lembar seri A. Persada Gallery adalah nasabah giro Bank Arya Duta Denpasar. Bila pada hari itu juga Persada Gallery menyetorkan warkat tersebut pada Bank Arya Duta Denpasar, maka Bank Arya Duta akan melakukan inkaso melalui proses kliring dengan Bank Mitra Niaga Denpasar. Biaya inkaso Rp. 100.000
Jurnal di Bank Arya Duta Denpasar saat penyerahan warkat / kliring 1 :
5 Juni’03 RAR.warkat kliring (Dr.) Rp. 2.000.000
Jurnal di Bank Arya Duta Denpasar saat kliring 2 berhasil :
5 Juni’03 RAR.warkat kliring ( Cr. ) Rp. 2.000.000
Giro – BI Rp. 2.000.000
Giro – Persada Gallery Rp. 1.900.000
Komisi inkaso Rp. 100.000
Jurnal di Bank Mitra Niaga Denpasar :
5 Juni’03 RAK. Cabang Semarang Rp. 2.000.000
Giro – BI Rp. 2.000.000
Jurnal di cabang penerbit ( Bank Mitra Niaga Semarang ) :
5 Juni’03 RTC Rp. 2.000.000
RAK. Cabang Denpasar Rp. 2.000.000


PENJUALAN RTC MELALUI AGEN PENJUALAN
Contoh 1 :
Tanggal 10 juni 2003 Bank Mitra Niaga Semarang menyerahkan warkat RTC kepada biro wisata Empuka di Semarang sebanyak 100 lembar.
Nilai nominal pada setiap lembar RTC Rp. 1.000.000
Jurnal di Bank Mitra Niaga Semarang saat menyerahkan Warkat RTC :
10 Juni’03 RAR.warkat RTC yang diserahkan (Cr.) Rp. 100.000.000
Contoh 2 :
Tanggal 15 Juni 2003 biro wisata Empuka melaporkan ke Bank Mitra Niaga Semarang tentang penjualan 10 lembar RTC.
Jurnal di Bank Mitra Niaga Semarang saat menerima laporan penjualan RTC :
15 Juni’03 RAK.warkat RTC yang diserahkan (Dr.) Rp. 10.000.000

Piutang atau tagihan RTC Rp. 10.000.000
RTC Rp. 10.000.000
Pada tanggal 30 Juni 2003, biro wisata Empuka melunasi hasil penjualannya kepada Bank Mitra Niaga Semarang telah dipotong komisi penjualan RTC Rp. 200.000 pelunasannya atas beban giro biro wisata Empuka.
Jurnal di Bank Mitra Niaga Semarang
secara kredit :
30 Juni’03 Giro – biro wisata Empuka Rp. 9.800.000
Biaya komisi RTC Rp. 200.000
Piutang atau tagihan RTC Rp. 10.000.000

Secara tunai :
30 Juni’03 Kas Rp. 10.000.000
Biaya komisi RTC Rp. 200.000
Piutang atau tagihan RTC Rp. 10.200.000
Pada kasus tertentu, saat penerbitan kembali RTC yang hilang
Jurnal yang dilakukan oleh Bank penerbit adalah :
RTC ( lama ) Rp. XXXX
Kas / giro Rp. XXXX
RTC ( baru ) Rp. XXXX
pendapatan komisi penerbitan RTC Rp. XXXX



PENEMPATAN PADA BANK-BANK LAIN
Dapat berupa giro, deposito, SBPU dll yang transaksi ini melibatkan BI
Penempatan pada Bank-Bank lain dilakukan untuk mengatasi kelebihan likuiditas dan memperoleh pendapatan bunga dari Bank lain.

Contoh 1 :
1 Mei’03 Bank BCA Semarang menempatkan dananya dalam bentuk giro sebesar Rp. 100.000.000.000 pada Bank BNI Semarang, jasa giro 8% pertahun.
Bank BCA Semarang juga menempatkan dananya dalam bentuk deposito berjangka sebesar Rp. 500.000.000 dengan suku bunga 16% jangka waktu 3 bulan.
Maka jurnalnya :
1 Mei’03 BBL ( Bank-Bank Lain ) – giro Rp.100.000.000.000
BBL ( Bank-Bank Lain ) – Deposito Rp. 500.000.000
Giro – BI Rp.100.500.000.000
Perhitungan untuk jasa giro dan bunga deposito :
Jasa giro :
8% x Rp. 100.000.000.000 x 1/12 = Rp. 666.666.666,7
Bunga deposito :
16% x Rp. 500.000.000 x 1/12 = Rp. 6.666.666,7 +
Rp. 673.333.333,4
Maka jurnalnya :
BBL ( Bank-Bank Lain ) – giro Rp. 673.333.333,4
Pendapatan jasa giro Rp. 666.666.666,7
Pendapatan bunga deposito Rp. 6.666.666,7

Contoh 2 :
1 Mei 2003 perusahaan menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat deposito di Bank BCA senilai 100 lembar @ Rp. 1.000.000 dengan bunganya 15% jangka waktu 90 hari.
Nilai tunai = 360 x nilai nominal sertifikat deposito
360 + ( tingkat diskonto x hari diskonto )
= 360 x Rp.100.000.000
360 + ( 15% x 90 hari )
= Rp. 96.385.542,17
Maka jurnalnya :
BBL ( Bank-Bank Lain ) – sertifikat deposito Rp. 100.000.000
Pendapatan bunga diterima dimuka Rp. 3.614.457,8
Giro – BI Rp. 96.385.542,17
Amortisasi :
Rp. 3.614.457,8 = Rp. 1.204.819,3
3 bulan
Maka jurnalnya :
Pendapatan bunga diterima dimuka Rp. 1.204.819,3
Pendapatan bunga Rp. 1.204.819,3
Jurnal setelah jatuh tempo :
Giro – BI
BBL ( Bank-Bank Lain ) – sertifikat deposito

Contoh 3 :
Tanggal 1 Mei 2003 Bank Mitra Niaga Semarang menempatkan dananya dalam bentuk inter Bank Call Money senilai Rp. 100.000.000 dengan bunga 7% pertahun.
Setelah mengendap selama 7 hari Call Money tersebut ditarik kembali oleh Bank Mitra Niaga Semarang dan langsung ditempatkan dalam bentuk giro.
Maka jurnalnya :
BBL ( Bank-Bank Lain ) – Call Money Rp. 100.000.000
Giro – BI Rp. 100.000.000
Perhitungan untuk bunga Call Money :
Rp. 100.000.000 x 7% x 360 = Rp. 136.111,11
Jurnal pada saat penarikan kembali :
BBL ( Bank-Bank Lain ) – giro Rp. 100.136.111,11
BBL ( Bank-Bank Lain ) – Call Money Rp.100.000.000
Pendapatan bunga Call Money Rp. 136.111,11

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN

Dalam PSAK no. 31 revisi 2000, pendapatan bunga bank diakui secara accrual kecuali pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lainnya yang nonperforming (aktiva produktif yang kolektibilitasnya tergolong kurang lancar, diragukan dan macet menurut kriteria BI) yang diakui saat pendapatan tersebut benar telah diterima.

Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti :
pendapatan bunga
pendapatan provisi kredit
pendapatan komisi
pendapatan lainnya sebagai akibat dari transaksi bank baik yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan.

Dalam praktik perbankan, pengakuan pendapatan dan beban bunga merupakan suatu hal yang sangat fundamental, dan menjadi dasar utama dalam menentukan profitabilitas suatu bank. Hal ini disebabkan karena kegiatan utama bank adalah menghimpun dana, yang pada umumnya berbunga (interest bearing) dan menanamkan dalam bentuk aktiva yang produktif.
Dalam pengakuan pendapatan dan beban terdapat juga kenungkinan perbedaan waktu antara diterimanya pendapatan dan terjadinya beban atasa penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Karena itu matching antara pendapatan dan beban bank tidak mudah dilakukan sehingga pengauan pendapatan perlu diperhatikan karakteristik usaha bank tersebut.


AKUNTANSI PENDAPATAN BANK
Pengakuan pendapatan secara akrual mengakibatkan pertambahan pendapatan bank pada saat jatuh waktu bunga. Sedangkan pengakuan pendapatan secara cash basis menyebabkan bertambahnya rekening administratif tunggakan bunga pada saat jatuh tempo pembayaran bunga dan pendapatan akan bertambah saat uang nemar-benar telah diterima bank dari nasabah non performing.
Secara skematis kedua pengakuan pendapatan dapat dijabarkan sebagai berikut :






Pendapatan bunga debitur
Pendapatan bunga aktiva produktif non performing tidak diakui sebagai pendapatan periode berjalan saat dinyatakan non performing, dan akan dicatat dalam rekening administratif karenma merupakan peristiwa kontijensi.
Yang perlu diperhatikan adalah dalam pelunasannya yaitu pelunasan tunggakan bunga lebih dulu diperlakukan sebagai pelunasan tunggakan bunga dan sisanya kalau ada sebagai pelunasan tunggakan pokoknya.



Contoh :

Pendapatan bunga debitur performing selama bulan Juli dihitung sebesar Rp. 100 juta sedangkan debitur non performing sebesar Rp. 23 Juta dibukukan sbb :

Accrual Basis
D : Bunga debitur yang masih harus diterima ….. Rp. 100.000.000
K : Pendapatan bunga debitur …………………… Rp. 100.000.000

Saat menerima hasil bunga jurnalnya :
D : Kas ……………………………………………… Rp. 100.000.000
K : Bunga debitur yang masih harus diterima ….. Rp. 100.000.000

Cash Basis
D : Rekening Adm. Rupiah Tunggakan bunga …. Rp. 23.000.000

Saat menerima hasil bunga jurnalnya :
D : Kas ……………………………………………… Rp. 23.000.000
K : Bunga debitur yang masih harus diterima ….. Rp. 23.000.000


Komisi dan Provisi

Sesuai PSAK no. 31 revisi 2000, pendapatan provisi dan komisi diakui selama jangka waktu kredit atau komitmen kredit tersebut. Jika komitmen kredit diselesaikan sebelum jangka waktunya, maka sisa pendapatan diakui sat penyelesaian komitmen kredit.
Provisi kredit merupakan sumber pendapatan bank yang akan diterima dan diakui sebagai pendapatan saat kredit disetujui bank, biasanya langsung dibayarkan nasabah ybs.
Komisi merupakan beban yang diperhitungkan kepada nasabah yang menggunakan jasa bank, dan biasanya dibukukan langsung sebagai pendapatan saat bank menjual jasanya.
Pengakuan pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan dengan kredit dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka dan diamortisasi secara sistimatis selama jangka waktu komitmen kredit.

Contoh :
Bank Omega menyetujui kredit PT Rizkei Rp. 200 juta dengan jangka waktu 5 tahun. Provisi kredit ditetapkan sebesar 0,6% dari pagu kredit. Saat transaksi jurnalnya :

D : Kas ……………………………………………… Rp. 1.200.000
K : Provisi kredit diterima dimuka ……………….. Rp. 1.200.000

Provisi ini dialokasikan setiap bulan selama 5 tahun mendatang, dengan perhitungan :
Alokasi bulan 1 : 1/60 x Rp. 1.200.000 = Rp. 20.000

Jurnalnya :
D : Provisi kredit diterima dimuka ……………….. Rp. 20.000
D : Pendapatan Provisi Kredit ……………………. Rp. 20.000
Pendapatan Transaksi Valas

Pendapatan laba rugi yang timbul atas transaksi valas biasanya adalah selisih kurs. Dan dimasukkan kedalam rekening pendapatan dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi periode berjalan.
Karena itu transaksi valas dalam operasional bank dalam sehari, pada akhir hari dilakukan mark to market berdasarkan nilai wajar. Mark to market adalah cara perhitungan penentuan untung rugi open position (posisi terbuka) yang didasarkan atas nilai wajar setiap akhir hari secara konsisten. Sedangkan open position (posisi terbuka) adalah kondisi sumber dan penempatan dana valas yang tidak seimbang/sebanding.

Jurnalnya sbb. :

Jika transaksi menguntungkan bank :
D : Tagihan derivatif – Unreal transaksi Spot Rp. …………….
K : Keuntungan / Kerugian transaksi Spot Rp. …………….
Jika transaksi merugikan bank :
D : Keuntungan / Kerugian transaksi Spot Rp. …………….
K : Kewajiban derivatif – Unreal transaksi Spot Rp. …………….


BEBAN BANK
Biaya yang terdapat dalam laporan Laba rugi bank terdiri dari biaya operasional seperti biaya bunga, biaya komisi,biaya overhead dan biaya non-operasional. Biaya-biaya ini merupakan bebanpeiode berjalan.
Biaya diakui secara accrual basis, selalu diakui dan dibebankan kedalam perhitungan laba-rugi pada saat jatuh waktu tanpa terlebih dahulu menunggu pembayaran. Pembayaran biaya dimuka harus dialokasikan kedalam rekening biaya secara proporsional.

BIAYA BUNGA
Jenis biaya yang paling besar porsinya terhadap biaya bank keseluruhan adalah biaya bunga. Biaya bunga terdiri dari biaya bunga dana yang dimiliki oleh bank. Biaya ini harus diantisipasikan oleh bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal laporan.
Biaya bunga pada dasarnya diakui secara accrual basis, kecuali pendapatan bunga dari aktiva produktif non-performing.


BIAYA VALUTA ASING
Biaya dalam transaksi valuta asing lazimnya muncul dari selisih kurs yang merugi. Dalam hal munculnya kerugian selisih kurs baik dari transaksi spot, forward, maupun swap akan dibebankan kedalam laporan laba-rugi.
Khusus untuk transaksi forward, kerugian selisih kurs antara tanggal penutupan kontrak dan tanggalrealisasi akan diamortisasikan selama jangka waktu kontrak tersebut. Perbedaan kurs antara tanggal neraca dan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi valuta berjangka akan diakui sebagai biaya periode berjalan dalam transaksi.



BIAYA OVERHEAD
Dalam operasi bank sehari-harinya diperlukan biaya untuk mengolah transaksi. Biaya atau beban ini berhubungan langsung dengan periode terjadinya, oleh sebab itu harus dicatat dan diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya yang dikeluarkan oleh bank ini tidak memiliki manfaat untuk masa-masa mendatang.

Biaya overhead yang terjadi di bank mempunyai beberapa ciri sebagai berikut :
tidak dapat diidentifikasikan secara langsung dengan jasa dihasilkan, karena biaya yang dikeluarkan untuk semua kegiatan bank.
Menjadi beban atau biaya pada periode terjadinya. Tidak ada biaya overhead untuk beberapa periode.
Biaya overhead yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang.

Ada berbagai jenis biaya overhead yang harus terjadi dan diakui dalam laporan laba-rugi bank. Jenis-jenis biaya tersebut antara lain biaya-biaya yang berkaitan dengan pegawai seperti gaji, tunjangan-tunjangan, biaya penyusutan dari aktiva tetap, biaya operasional kantor yang bukan biaya pegawai atau penyusutan, dan jenis biaya-biaya lain yang dikeluarkan atau berkaitan dengan periode pelaporan keuangan.

Biaya Pegawai
Contoh :

Bank Omega cabang Jakarta membayar gaji pegawai sebesar Rp. 200 juta untuk periode bulan Desember 19XX, dan membayar tunjangan kesehatan Rp. 50 juta secara tunai. Ayat jurnalnya sbb. :

D : Gaji pegawai ………………………………………………. Rp. 200.000.000
D : Tunjangan Kesehatan ……………………………………. Rp. 50.000.000
K : Kas ………………………………………………………….. Rp. 250.000.000




Biaya Kegiatan Kantor

Contoh :

Bank Omega Cabang Jakarta mengeluarkan biaya pengurusan tamu sebesar Rp. 20 juta selama bulan Desember 19XX, biaya listrik dan air sebesar Rp. 45 juta, biaya riset untuk kegiatan marketing periode berjalan Rp. 43 juta, biaya alat tulis kantor Rp. 23 juta. Semua dibayarkan secara tunai.

D : Biaya Entertainment ……………………………………… Rp. 20.000.000
D : Biaya listrik dan air ……………………………………….. Rp. 45.000.000
D : Biaya riset …………………………………………………. Rp. 43.000.000
D : Biaya alat tulis kantor ……………………………………. Rp. 23.000.000
K : Kas ................................................................................ Rp. 131.000.000

Khusus untuk biaya riset dapat ditangguhkan dan dialokasikan secara berkala apabila manfaatnya dirasakan lebih dari satu tahun.


Biaya Penyusutan
Penyusutan merupakan alokasi biaya yang dibebankan kedalam laporan laba-rugi menurut kriteria atau berdasarkan waktu dengan beberapa pilihan atau metode penyusutan sebagai berikut :

Metode garis lurus, dimana besarnya penyusutan dilakukan dengan jumlah yang sama setiap periode.
Metode pembebanan yang menurun, yang terdiri dari :
Metode Sum of the year digits method, dimana besarnya penyusutan akan menurun setiap periodenya dibanding dengan periode sebelumnya.
Metode Declining balance Method, dimana besarnya penyusutan akan semakin kecil setiap periodenya dan tarip yang dipergunakan adalah dua kali tarip semula.

Untuk aktiva tetap tak berwujud umumnya diamortisasikan berdasarkan metode garis lurus dan penyusutannya langsung mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan.


BIAYA NON-OPERASIONAL
Biaya non operasional adalah biaya-biaya yang terjadi atau dikeluarkan tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank. Kerugian dari penjualan aktiva tetap merupakan salah satu contoh dari biaya non-operasional.

Contoh :

Bank Omega cabang jakarta menjual inventaris kantor secara lelang karena sudah habis umur ekonomisnya dengan harga Rp. 400.000 secara tunai dimana harga perolehannya sebesar Rp. 3.000.000 dan telah habis disusutkan. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut :

D : Kas ……………………………………………………........ Rp. 400.000
D : Akumulasi penyusutan – Inventaris Kantor …………… Rp. 3.000.000
K : Inventaris kantor …………………………………………. Rp. 3.000.000
K : Keuntungan Dari Penjualan Aktiva Tetap ..................... Rp. 400.000


POS LUAR BIASA
Biaya atau kerugian yang timbul digolongkan debagai pos luar biasa harus dipisahkan dari hasil usaha sehari-hari dan ditunjukkan secara terpisah dalam perhitungan laba-rugi disertai pengungkapan atas sifat dan jumlahnya.
Biaya luar biasa kejadiannya tidak normal atau tidak berhubungan dengan kegiatan perusahaan sehari-hari serta tidak sering terjadi atau tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.

Peristiwa seperti gempa bumi dan apabila merugikan bank dapat digolongkan sebagai kerugian atau pos luar biasa. Tetapi apabila disatu negara, seperti Jepang misanya, peristiwa ini sangat sering terjadi. Dengan demikian kerugian akibat peristiwa ini tidak bisa digolongkan sebagai peristiwa luar biasa.


KOREKSI MASA LALU

Koreksi masa lalu yang berkaitan dengan unsur laba-rugi dapat dilakukan apabila telah terjadi kesalahan dalam penghitungan atau kesalahan penerapan prinsip akuntansi yang tidak tepat waktu atau tidak dapat diterima kelalaian mencatat suau transaksi atau kejadian yang telah terjadi, dan kesalahan matematis.Koreksi yang dilakukan terhadap laba-rugi periode lalu harus tetap diungkapkan.


PAJAK PENGHASILAN

Pos biaya paling akhir dalam tubuh laporan laba-rugi adalah pajak penghasilan dihitung berdasarkan laba menurut akuntansi atau laba kena pajak (taxable income) untuk diperhitungkan dengan tarip pajak penghasilan.
Dalam hal pajak penghasilan dihitung menurut laba akuntansi, selisih perhitungan tersebut dengan hutang pajak (yang dihitung menurut laba kena pajak), yang disebabkan perbedaan waktu (timing difference) pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan akuntansu dengan tujuan pajak, ditampung dalam pos “Pajak Penghasilan“ yang ditangguhkan dan dialokasikan pada beban pajak penghasilan tahun-tahun mendatang.